Selasa, 30 Desember 2014

SEPATU BEKAS

Kemarin saya baru saja membaca tulisan di sebuah blog yang judulnya SEPASANG SEPATU BEKAS SAHABAT. Agak ambigu ketika saya membaca judul tersebut. Dan ketika di baca, judul tersebut tidak kalah ambibunya dengan isinya. :D Di blog tersebut, penulisnya menjelaskan tentang mantan (sepatu) yang telah pergi, dan dengan ia sadari sepatunya telah di temukan oleh sahabatnya sendiri. Oke kita persingkat aja. Maksudnya, mantan dia itu lagi di deketin sama sahabatnya. Gitu deh. Menurut orang normal hal itu harusnya biasa aja ya. Karena semua orang harus move on. Ya ga sih? Semua orang berhak mendapatkan yang terbaik. Dan semua orang berhak bahagia. Intinya adalah, Jangan pernah nawarin sepatu bekas kamu ke sahabatmu. Mungkin dulu sampe sekarang ukuran kaki kalian ga sama. Tapi kita ga perna tau kan, kalo ternyata sahabat kamu itu bisa aja tiba-tiba suka sama sepatu bekas mu itu. Hahahaha... Ini pelajaran untuk kita semua. Biar masa depan kita lebih baik nantinya. Biar ga perlu ada yang susah-susah move on dari kehidupan ini. Pilihan ada di kita sih, mau milih mantan atau sahabat. Lah gitu aja kok galo. Dasar anak muda :D

Senin, 04 Agustus 2014

KEPENGEN NYASAR

HILANG DI SIANG BOLONG 09.30 WITA Baru sepuluh menit aku tiba di tempat ini. Ah.... Tempat ini lagi. Aku berdiri membawa tas ranselku dan mengancingkan jaketku, aku ingat, tepat setahun lalu aku berdiri di bawah pohon kamboja ini. Sambil sesekali melihat ke arah jalan raya yang sepi. Matahari yang bersinar di atas kepala malah membuatku bersemangat. Aku menunggu. Ya, aku terlihat sekali sedang menunggu seseorang yang lama sekali tak berjumpa denganku. Beberapa menit berlalu, yang kutunggu tiba. Sambil memamerkan senyum patennya, pemuda itu menyambutku dengan gaya konyolnya. Aku tersenyum membalas senyumnya, kemudian ia menyuruhku memakai helm yang di bawanya. Seketika setelah itu, motor yang ditumpangi kami melaju menuju sebuah rumah kost. Huff…. Setahun tanpa kabar darinya membuat bongkahan rindu ini semakin membengkak. Karena emosi sesaat, kami memutuskan kehilangan contact satu sama lain. Dan selama setahun itulah, aku tidak menghubunginya, begitu juga ia. Aku bahkan tak tahu, bagaimana tampangnya sekarang. 09.40 WITA Siang ini, setelah dua puluh menit aku menunggu dan berpikir. Apa yang harus kulakukan di Pulau Dewata ini? Akhirnya aku menyerah, bukankah tujuan ku ke pulau ini, untuk menemui dia. Bukankah aku yang berniat memberikan kejutan ini padanya. Datang tiba-tiba, menemuinya di tempat kost. Pasti aku bisa melihat senyum paten itu lagi. Senyum khas milik Dion. Senyum yang selalu meninggalkan jejak manis di kedua pipinya. Tapi semua itu tidak semudah kelihatannya. Setahun yang lalu, ketika aku ke sini. Dion yang menjemputku, aku tinggal tunjuk saja mau ke mana, setelah itu pasti dia yang menunjukkan jalannya. Jangankan berpikir tentang objek wisata, Dion bahkan sudah menyiapkan rute wisata terbaik untukku selama dua hari ke depan. Tapi itu tahun lalu. Sekarang. Aku sendirian di tempat ini, aku bahkan tidak tahu harus bagaimana. Dion, tahukah kamu, aku sudah ada di sini. “Nunggu siapa gek? ” tegur seorang bapak yang sepertinya sudah mengamatiku sejak tadi. “E…. nunggu teman pak. ” jawabku berbohong. “Oh…. Tunggu di situ saja, ada kursinya, barangkali temannya masih lama. ” katanya sambil menunjuk, sebuah bangku panjang yang ada di depan pos security. “Nggak usah pak. Paling bentar lagi teman saya datang. ” jawabku berbohong lagi. “Ya sudah kalau begitu, saya ke dalam ya, nanti kalo mau duduk situ, duduk saja. Nggak apa-apa. ” jelasnya panjang lebar dengan logat Bali yang kental. Aku mengangguk sambil mengucapka terima kasih. Kemudian aku berpikir lagi. Apa aku harus menelpon Dion dan menyuruhnya datang ke sini dan menjemputku? Bodoh. Bukan kejutan itu namanya. Baiklah… Mau tidak mau, memang harus aku yang datang ke kost nya. Pasti lebih seru nanti. Tapi tunggu, dengan apa aku menuju kostnya. Aku kan ke sini naik kereta api. Pikiranku berputar lagi, dan aku tahu jawabannya. 10.25 WITA Aku mengelap peluh yang menetes di keningku. Jaket yang tadi kupakai, kutenteng di tangan kiri. Sementara di tangan kananku sebuah handphone yang sekarang berfungsi sebagai penunjuk arah mulai menunjukkan tanda-tanda kehabisan energy, tinggal 5 persen lagi. Oh God…. Di google maps tertera kalau dari kantor stasiun kereta api Denpasar menuju alamat kost Dion hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit 56 detik menggunakan jalur pelajan kaki. Dan sekarang, sudah setengah jam lebih berjalan kaki, aku bahkan belum melihat pagar kost nya. Aku masih ingat betul bagaimana bentuk halaman depan kost itu, cat pagarnya, warna temboknya, jalanan di depannya. Tapi entahlah. Kepalaku mulai berkunang-kunang rasanya. Ingin segera aku menelpon taxi dan meminta di antar ke bandara. Meskipun penerbanganku baru berlangsung dua hari lagi. Bodo amat. Setidaknya di bandara lebih aman, daripada melakukan aksi konyol seperti ini. 10.45 WITA Aku memutuskan duduk di tepi trotoar, menghabiskan sisa air mineralku yang tinggal sedikit. Aku bahkan tak menghiraukan keringat yang bercucuran di wajahku. Entahlah, mungkin mukaku sudah merah sekali sekarang. Handphone ku mati total. Sisa energy 5 persen tak sanggup bertahan lama. Seorang ibu dengan pakaian adat Bali lewat di depanku. Buru-buru aku mencegatnya dan menanyakan sebuah alamat. Beliau bilang aku salah mengambil jalan, karena jalan ini akan membuatku berputar lebih jauh. Kemudian dengan ramah ia menunjukkanku arah yang harus kulalui agar sampai di tempat tujuanku. Aku mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada ibu tersebut , dalam hati aku menyumpah-nyumpah pada google map yang membawaku sampai ke tempat ini. Aku pun melanjutkan perjalanan. Matahari semakin terik. Kakiku semakin tak kuat, ingin istirahat. Tapi aku memaksa tubuhku berjalan sedikit lagi. Sedikit lagi, dan aku akan sampai. Akhirnya aku tiba di tempat ini. Aku mengetuk pintu, sesosok lelaki berumur empat puluhan membukakan pintu. “Permisi pak, Dion ada? Saya Fay, temannya dari Surabaya. ” kataku langsung pada intinya. “Oh. Sebentar ya. ” katanya sambil mempersilahkanku duduk. Aku menunggu, dan tiba-tiba sebuah suara mengejutkanku. “Fay…. ” “Dion… ” dengan cepat aku menoleh ke arah datangnya suara tersebut. Aku ternganga, melihat sosok kurus yang ada di depanku. Mengapa Dion jadi kurus begini. Aku memejamkan mata, mencoba berpikir ulang. Astaga…. Pemuda ini bukan Dion. “Ray. Kamu Ray? ” tanyaku menyakinkan.

Minggu, 29 Januari 2012

inilah kita anak muda

Di jaman yang serba instan saat ini, makin banyak hal menarik yang di tawarkan di luar sana. Mulai dari alat komunikasi yang sudah bukan main canggihnya. Sampai segala bentuk relationship yang bukan main anehnya. Kita tentu masih ingat dengan yang namanya TTM alias teman tapi mesra. Statusnya sih teman, tapi kok beda cara ngobrol dan jalannya. Hahahaha Ada lagi yang bilang HTS (hubungan tanpa status). Ada juga tu orang yang punya relationship, tapi ga ngerti apa namanya. Temen bukan, sodara bukan, pacar bukan, tapi bisa cemburu kalo yang satu lagi deket ma orang lain. Bener-bener beda dunia sekarang, banyak hal-hal yang menarik untuk diperhatikan di dunia remaja saat ini. Termasuk masalah gaya busana, yang kian hari makin ga jelas apa apa modelnya. Trus ada lagi yang paling sering bikin saya ketawa sampe ngakak, yakni gaya bicara anak-anak gaul masa kini. Cara ngomongnya itu lo, kaya orang masuk angin sih menurutku. Tapi lucu, dan tetap unik untuk diperhatikan. Udah gitu, ada yang bilang juga kalo, semakin ga jelas cara ngomongnya, berati semakin gaul. Nah lo... Ada juga yang kaya begitu. Tapi itu lah anak muda, dengan segala kreativitasnya, membuat kita kadang ternganga dengan ulah-ulah mereka. Sadar ataupun tidak, sikap-sikap anak muda saat ini, telah memberi warna sendiri dalam kehidupan ini. Tetaplah berjiwa muda, dengan passion yang selalu menggebu-gebu, dan selalu ingin tau. Namun tetap lah juga berjalan pada norma-norma yang berlaku.

Kamis, 12 Januari 2012

Resensi Novel Mira W Cinta Sepanjang Amazon

Vania seorang gadis mandiri, bertemu dengan Aries.
Sosok pemuda kaya raya yang selalu hdup dalam kelimpahan harta.
Awalnya Vania berusaha menolak kehadiran pemuda itu dalam hidupnya, namun tak urung cinta yang akhirnya mempersatukan mereka.
Berbekal usaha warnet yang dikelola Vania mereka melanjutkan hidup mereka, bersama Guntur, teman sekaligus bodyguard Aries dari kecil.
Hidup bertiga dalam rumah kontrakan kecil tentu bukan hal yang mudah, apalagi untuk pemuda seperti Aries.
Akankah cinta mereka abadi sepanjang amazon seperti keinginan mereka berdua?
Hanya mereka yang tau...

Rabu, 11 Januari 2012

Awas barang Panaaasss...!!!!

Guys, kalian nyadar ga kalo kayaknya belakangan ini Kota Pahlawan kita tu lagi panaaaas banget. But, sometimes udaranya tu adeeem banget klo pas ujan.
Perasaan dulu nggak sepanas ini deh. Denger-denger ni guys, ini semua gara-gara yang namanya efek global warming.
Tau ga kalo gunung es yang gede-gede kaya di pilm titanic tu, atau yang biasa kita sebut gletser, uda ga setinggi itu lagi lo.
Nah lo???
Kenapa coba?
tu juga gara-gara efek dari pemanasan global.
Suhu bumi yang naik itu yang membuat bongkahan-bongkahan es itu mencair.
Makanya sekarang ini pemerintah lagi gencar-gencarnya ngadain acara penanaman seribu pohon. Tujuuannya sih supaya pohon-pohon itu tumbuh dan nantinya bakal nyerap CO2 yang ada di bumi ini.
Karena panasnya bumi ini tu terjadi karena meningkatnya kadar CO2 di bumi.
Dan selayaknya juga kita sebagai anak muda bangsa Indonesia, ikut mendukung program pemerintah ini. Soalnya kalo bukan kita siapa lagi yang bakalan ngejagain kelestarian Ibu Pertiwi ini?
Hmm....
Itu aja deh cerita dari aku, semoga ini dapat bermanfaat buat kalian semua guys

Minggu, 23 Oktober 2011

Tantangan itu Menyenangkan

“Waduh… banyak banget nih yang harus di kerjain hari ini. Mulai dari nulis laporan, nyiapin tempat buat wartawan-wartawan yang mau dating siang ini, di tambah lagi kudu ngoreksi artikel-artikel yang bakal masuk di majalah kantor bulan depan.”
“Hahaha… santai aja donk siska, namanya juga kerja di bidang PR. Ya pasti ribet gitu kerjaanya.”
“Iya tapi ni banyak banget tauuuk. Huff…”
Hmm….
Emang agak susah kayaknya ya. Kalo kudu ngebayangin kerjaan Siska, yang semuanya harus di selesaikan hari ini. Mulai dari press release yang kudu di kirim ke media cetak siang ini, trus mesti koordinasi ma tim acara buat nyiapin tempat untuk para wartawan yang bakal datang di acara press conference siang ini, di tambah lagi dia kudu ngoreksi artikel-artikel yang bakal jadi isi majalan kantor edisi bulan depan.
Nah lo….
Ngebayanginnya aja udah bikin ribet, apalagi ngejalaninnya.
Tapi tenang aja guys, ini bisa jadi pekerjaan yang sangat mudah dan menyenangkan kalo kita juga enjoy ngejalaninnya. This is the world of PR. Di dunia PR itu sendiri kita emang di tuntut bisa mengerjakan banyak hal di waktu yang relative sempit.
Namun akhirnya, di dunia PR itu sendiri banyak banget hal yang bisa kita ambil di situ, yang paling kelihatan sih masalah komunikasinya pasti.
Karena pada dasarnya PR itu bakalan berhubungan langsung dengan dunia luar yang notabene adalah orang-orang yang berhubungan langsung dengan perusahaan.
Dan menurut saya, yang paling menarik disini adalah saat seorang PR tersebut di tuntut bekerja layaknya seorang dokter. Di mana pada saat dia tidur pun, harus bisa professional saat ada “pasien” yang membutuhkan bantuan.
Tapi ini bukan berarti kalo nggak ada “pasien”, PR malah ga kerja. Tetep aja dia kudu kerja, karena masih banyak hal yang bisa di lakukan PR untuk selalu menjaga perusahaan tetap pada kondisi yang “fit”.
Membina hubungan baik dengan public eksternal misalnya. Tu yang jadi faktor penting buat supaya orang-orang tersebut menjadi “sahabat ” dari perusahaan kita.
Kita kan juga ikut seneng kalo perusahaan kita bukan jadi sasaran empuk pihak-pihak yang ga bertanggung jawab, saat di landa masalah.
Nah…
Seru kan kerja di dunia PR itu sendiri?
Saya harap dengan potongan cerita singkat di atas bisa membuka wawasan kita untuk tau lebih banyak lag tentang dunia PR yang sebenernya. Thx 

PR bukanlah merupakan “trouble shooter” yang hanya bertindak apabila ada masalah yang mengancam perusahaan, dan ia juga tidak semestinya menjadi “trouble maker” dengan tuntutan biaya dan gaji atas prestasinya - Soenarko

Jumat, 03 Juni 2011

Masihkah ada sahabat

aku pergi teman
tinggalkan hatiku tuk kaucaci
kupulang untukmu sahabat
bawa bulan kerinduan
kupijakkan kaki
pada jiwa mulai koyak
kini ku tak peduli
mereka telah petgi
jiwa mati
ragaku tertatih
hatiku ikut merintih
dimana Kau Tuhan???
dimana kalian???
semua tinggalkanku
termasuk kamu!!!!
aku tak suka itu
penipu!
Pembohong!
Pecundang!
masihkah kusebut kawan?
atau mungkin lawan???

Fie ‘AKU YANG SEMPURNA’

ini adalah salah satu puisi di cerpen aku yang sempurna.
sebuah cerpen yang terinspirasi dari seorang remsja laki2 berusia 15tahun kala itu.
huff....
skalipun dia begitu menyebalkan, namun dia adalah alasan kenapa aku jadi suka banget nulis cerpen, dan semua yang aku tulis banyak yang berkisah tentang dia sendiri. itulah alasan kenapa dia selalu memotivasi aku untuk nulis cerpen tentang dia. dan dia adalah aktor terbaikku......